Assalamualaikum Wr Wb

Akhirnya pada kesempatan kali ini saya dapat membahas mengenai Varnish Cache. Varnish Cache adalah sebuah Reverse HTTP Proxy yang berguna untuk melakukan Caching Website. Dengan melakukan teknik caching, maka website anda pun akan lebih cepat jika diakses oleh user. Varnish membuat response time pada website anda menjadi lebih cepat. Selain itu juga, varnish cache mampu mengurangi beban Origin Web Server anda.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Varnish Cache, anda bisa mengunjungi link official nya di sini:
https://varnish-cache.org/

Pada pembahasan kali ini, saya menggunakan skema sebagai berikut:

Berdasarkan gambar diatas, saya menempatkan sebuah Server (ayana.sabto.com) yang dipergunakan sebagai Varnish cache di depan Origin Web server (yuvia.sabto.com). Varnish cache akan melakukan caching dari Web server dan menempatkannya di memory sementara. Sehingga ketika user mengunjungi website kita, maka sebenarnya yang mereka kunjungi adalah caching dari website kita (Varnish Cache Server).

Langsung saja berikut langkah-langkahnya:
1. Anggap saja website kita sudah terpasang di server yuvia.sabto.com dan sudah accessible.

2. Install Centos 7 pada server ayana.sabto.com, disable selinux dan firewalld nya.

3. Setelah instalasi centos selesai, kita bisa langsung install varnish cache nya
# nano /etc/yum.repos.d/varnish.repo
—————————————————–
[varnish-4.0]
 name=Varnish 4.0 for Enterprise Linux
 baseurl=https://repo.varnish-cache.org/redhat/varnish-4.0/el7/$basearch
 enabled=1
 gpgcheck=0
—————————————————–

4. Install varnish cache nya
# yum install epel-release
# yum install varnish

5. Ada 2 file yang harus kita edit beberapa parameternya yaitu varnish.params (main configuration) dan default.vcl.
# nano /etc/varnish/varnish.params
—————————————————–
VARNISH_LISTEN_PORT=80
VARNISH_ADMIN_LISTEN_ADDRESS=192.168.1.10
VARNISH_ADMIN_LISTEN_PORT=6082
VARNISH_STORAGE=”mailoc,512M”
—————————————————–
# nano /etc/varnish/default.vcl
—————————————————–
backend default {
  .host = “10.10.10.2”;
  .port = “80”
—————————————————–

6. Terakhir restart varnish cache service nya
# systemctl enable varnish
# systemctl start varnish
# service varnish restart

Setelah varnish cache di restart, maka si varnish cache akan langsung melakukan caching/mengambil data dari server yuvia.sabto.com ke ayana.sabto.com.

Jika kita melakukan test dengan mengunjungi IP Public 192.168.1.10 maka akan tampil halaman website persis seperti yang ada di server 10.10.10.2. Dan jika kita lihat dari header website nya maka akan muncul seperti dibawah ini:

 

Sekian tutorial dari saya dan semoga bermanfaat 🙂

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *